Google
 

Jumat, 08 Mei 2009

Taman Kota Batavia, dari Kebun Sayur Sampai Terowongan

Taman Suropati yang ada di seberang rumah dinas Gubernur DKI Jakarta dan Bappenas ini merupakan salah satu taman peninggalan Belanda. Dulu taman ini bernama Burgemeester Bisschoplein. Pada gambar ini tampak Kelompok Taman Suropati Music Orchestra yang berlatih rutin seminggu sekali di taman ini.

BELUM genap sepekan Gramapel, Pemprov DKI, dan Warta Kota mencanangkan Sejuta Bunga untuk Jakarta. Dimulai di kawasan Kota Tua Jakarta. Sejuta bunga, meski taman minim, dimaksudkan untuk mempercantik kota. Bunga di dalam pot besar berjajar di sepanjang Kalibesar Barat, juga di pinggir Taman Fatahillah. Pot besar di pinggir Taman Fatahillah entah sampai kapan bertahan oleh pengendara sepeda motor yang tak ingin jalannya terganggu di saat jam-jam macet di Jalan Lada hinga ke Jalan Pintu Besar Selatan.

Jika di masa kiwari atau modern ini warga Jakarta "kehilangan" banyak taman maka betapa bahagianya warga Batavia di sekian abad lalu. Pernah dengan Wilhelmina Park? Di atas bekas Taman Wilhelmina ini kini berdiri megah Masjid istiqlal. Di sanalah dulu taman ini berada. Bayangkan taman nan luas, indah, banyak pohon rindang ditambah aliran Sungai Ciliwung yang masih bersih. Warga datang untuk bertamasya.

Warga pribumi menyebut taman ini sebagai Gedung Tanah. Bisa jadi ini karena di tengah taman berdiri benteng Frederik Hendrik. Benteng ini dibangun oleh Gubernur Jenderal van den Bosch pada 1834. Jangan harap bisa melihat sisa benteng ini kecuali jika dilakukan penggalian arkeologi. Dalam buku Jakarta Tempo Doeloe disebutkan, di bawah benteng ini ada terowongan menuju Pasar Ikan. Betul tidaknya, lagi-lagi sebuah penelitian arkeologi yang bisa menjawab.

Di atas benteng ini dipasang lonceng besar. Pemilik lonceng ini tak lain toko arloji milik orang Belanda di Rijswijk, Toko Van Arken demikian namanya. Siang dan malam tentara menjaga benteng ini. Tiap pukul 05.00 dan 20.00 bunyi meriam terdengar dari benteng ini. Bunyi meriam hanya hanya sebagai tanda bagi pihak tentara saja.

Selain benteng, di taman ini juga berdiri monumen untuk memperingati serdadu Belanda yang tewas pada perang Aceh. Nama monumennya, "Atjeh Monument". Monumen ini pun sudah tak berbekas.

Selain Wilhelmina Park, taman-taman kota lain yang dibangun pemerintah Belanda adalah Fromberg Park di Lapangan Monas sisi timur laut (dekat Gambir). Vondel Park ada di lahan yang sama di sisi yang agak lebih ke barat. Nama Vondel diambil dari nama penulis kenamaan Belanda, Joost van den Vondel, yang hidup sampai 1679. Berhadapan dengan istana Merdeka ada Deca Park, Plantsoen van Heutsz Boulevard - kini Taman Cut Meutia.

Taman Suropati yang ada di seberang rumah dinas Gubernur DKI Jakarta dan Bappenas dulu bernama Burgemeester Bisschoplein sedangkan Taman Pejambon semula bernama Hertogs Park. Sebelum menjadi taman, kawasan ini adalah kebun sayur untuk keperluan tentara Belanda yang tinggal di sekitarnya. Maka tak aneh jika hingga sekarang kawasan itu diberi nama Kebun Sayur.

WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Sumber : kompas.com

Tidak ada komentar: